IAIN Salatiga Perbanyak Lubang Biopori

SALATIGA-Institut Agama Islam Negeri Salatiga memperbanyak lubang biopori di area Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Kampus III. Sebanyak 250 titik baru biopori dibuat untuk membantu konservasi air di daerah tersebut. Kepala Subbagian Tata Usaha, Hubungan Masyarakat, dan Rumah Tangga IAIN Salatiga, Muh. Amin, S.Ag, M.M., mengatakan bahwa setiap tahunnya, IAIN Salatiga akan terus menambah jumlah lubang biopori di area kampus. “IAIN Salatiga memiliki visi menjadi Green Wasathiyyah Campus. Penambahan lubang biopori sebagai sarana konservasi air adalah salah satu upaya yang ditempuh untuk mencapai visi tersebut,” tambahnya.

Lubang resapan biopori adalah lubang yang dibuat tegak lurus ke dalam tanah dan diisi dengan sampah organik. Pembuatan lubang resapan biopori dapat mengurangi sampah organik, menyuburkan tanah, membantu mencegah terjadinya banjir, dan meningkatkan kapasitas tanah untuk menampung air.

Rektor IAIN Salatiga, Prof. Zakiyuddin Baidhawy menilai penting adanya penegakkan filosofi pembangunan lingkungan kampus berbasis nilai ekuilibrium ekosistem/wasathiyyah, “Dalam filosofi wasathiyyah, alam dipandang sebagai subjek, jadi relasi antara manusia dan alam menjadi setara. Dari situlah kita diharuskan untuk selalu menjaga keseimbangan alam.”

“IAIN Salatiga akan selalu giat melakukan kegiatan konservasi. Beberapa tahun yang lalu kami bahkan bekerja sama dengan IUWASH USAID dan Pemerintah Kota Salatiga untuk membangun sumur resapan serta menyediakan lahan penghijauan di sekitar kampus. Tidak hanyak itu, kami juga mulai membangun embung sebagai sarana konservasi air,” jelas Rektor IAIN Salatiga.

IAIN Salatiga berhasil menduduki peringkat keenam kampus hijau di lingkungan PTKIN se-Indonesia menurut UI GreenMetric World University Rankings pada tahun 2021. UI GreenMetric World University Rankings adalah sebuah sistem perankingan berdasarkan komitmen dan tindakan universitas terhadap penghijauan dan keberlanjutan lingkungan. Sistem perankingan yang digarap oleh Universitas Indonesia itu diikuti oleh ratusan negara di seluruh dunia.