Perkuat Kompetensi Mahasiswa, BKPI UIN Salatiga Gelar Semnas Qur’anic Counseling

SALATIGA-Program studi Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam Uneversitas Islam Negeri Salatiga menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema Menyiapkan Calon Konselor di Era Distruption. Kegiatan itu diselenggarakan dalam rangka mengiringi Rapat Kerja Forum BKPI di Salatiga yang dilaksanakan pada Selasa-Kamis (18–20/10/2022) di Hotel Grand Wahid Salatiga dan bertujuan untuk membekali mahasiswa BKPI dengan kompetensi Qur’anic Counseling.

Menurut keterangan yang diberikan oleh Ketua prodi BKPI, Dr. Wahidin, seminar nasional tersebut menghadirkan lima narasumber, yaitu: Prof. Dr. Nurussakinah Daulay, M.Si. (Ketua Prodi BKPI UIN Sumatera Utara), Dr. Daris Tamin, M.Pd (Ketua Prodi BKPI STAI Persis Garut), Dr. Alfiah, M.Ag (Ketua Prodi BKPI UIN Sultan Syarif Kasim Riau), Dr. Amirah Diniaty, M.Pd., Kons (Dosen BKPI UIN Sultan Syarif Kasim Riau), dan Andar Ifazatul Nurlatifah, M.Pd.I (Dosen BKPI UIN Salatiga).

Pada kesempatan tersebut, Daris Tamin menyampaikan pentingnya penggunaan strategi dan teknik konseling menggunakan Alquran (Qur’anic Counseling). “Alquran adalah lautan ilmu untuk menggali ilmu bimbingan dan konseling. Beragam teknik dan strategi Qur’anic Counseling dijelaskan seperti tadabur Alquran, penyisipan nilai-nilai Alquran dalam pendekatan konseling klasik,” ujarnya.

Sementara pemateri dari UIN Sumatera Utara, Nurussakinah Daulay mengungkapkan pentingya membangun konselor professional dalam perspektif psikologi, “Salah satu syarat menjadi konselor adalah sehat psikis. Untuk menjadi konselor professional dibutuhkan kemampuan berpikir positif, mengontrol perasaan, melakukan hobi, beraktifitas ringan, beribadah dan berdoa.”

Sedangkan Andar dari UIN Salatiga memaparkan tentang peran media sosial sebagai lingkungan perkembangan individu perspektif bimbingan dan konseling. “Penggunaan media sosial di Indonesia terbilang sangat tinggi dan menempati peringkat ke-3 dari seluruh negara yang ada. Hal ini memicu maraknya cyberbullying dan keterasingan individu dari komunitas nyata,” jelasnya lebih lanjut.

Dirinya menilai solusi dari permasalahan itu adalah dengan menjadi konselor yang memahami konseli secara utuh sebagai indivisu yang terkena dampak penggunaan media sosial. Materi selanjutnya mengenai pentingnya meneladani Rasulullah dalam menangani konseli disampaikan oleh Alfiah yang merupakan Kaprodi UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Hal tersebut dikuatkan oleh Amirah Diniyati yang menuturkan bahwa dengan meneladani Rasulullah, konselor bisa menjadi rujukan bagi konseli.